Senyuman Kecil Itu penyemangat dan do’a bagi Diriku

dscn1750
Rekan-rekan yang luar biasa, dalam kehidupan sehari-hari saya berkeyakinan bahwa pasti ada titik balik atau suatu momen dimana kita teringatkan bahkan disemangati oleh suatu kejadian.

Yang ingin saya bagi dengan rekan-rekan yang luar biasa adalah, kisah perjalanan seorang ibu yang luar biasa, meski keluarga di uji dengan berbagai ujian, namun dirinya tetap gigih ingin anaknya selesai di mengenyam bangku sekolah.

Namanya adalah sobirin, kalau saya menebak; dari nama anak ini orang tuanya pasti menginginkan menjadi anak yang sabar. Satu tahun lalu, saya bersama rekan di yayasan bintang langit mulai mengucurkan sebuah kegiatan, penyaluran beasiswa bagi anak yatim dan dhuafa.

Jika dulu ketika saya dilembaga zakat nasional (Rumah Zakat Indonesia) saya berada pada posisi marketing dan di beri amanah sebagai manajer media, maka di yayasan dan hingga hari ini saya berada hampir disetiap lini yayasan. Bagian program, merangkap marketing, merangkap keuangan, merangkap penyaluran….he..2..:) Bukan karena saya seorang superman, namun karena kondisi saat ini yayasan masih dalam tahap pembentukan, dan insya Allah bertahap dengan penuh percepatan akan berkiprah dalam belantara pendidikan dan sosial meski harus merancang dari titik awal.

Ditemui di sebuah rumah, di salah satu jalan dekat kosambi, saya bertemu dengan seorang ibu. Dari raut wajahnya saya lihat ibu ini penuh semangat, ramah dan sopan. Dengan logat sundanya dia bertanya: “ bade milarian saha sep?” (= mau mencari siapa mas ?) Tanya ibu tersebut kepadaku. Lalu saya dan rekan saya menjawab: “saya sedang mencari rumahnya sobirin, salah satu siswa SMP berbasis islam di kota Bandung dan saya ingin berbicara dengan orang tuanya. “Ooo..mau ke sobirin, sobirinmah sedang main, saya ibunya. Mangga atuh masuk sep…” ibu tersebut menjawab pertanyaan kami sambil meminta kami untuk masuk ke rumahnya.

Rekan-rekan yang luar biasa, saat kami masuk ke dalam rumah tersebut kami terhenyak dan hampir mencucurkan air mata. Betapa tidak, ibu sobirin bersama suami dan kedua orang anaknya yang duduk di bangku sekolah menengah pertama tinggal di ruangan ukuran 2 X 3 meter. Dengan tembok rumah yang borok, alas tikar seadanya dan…huh…tempat tidur yang sudah kumal dan terlihat acak-acakan. Bagaimana tidak…rumah ukuran 2 X 3 meter itu digunakan oleh seluruh keluarga untuk makan, tidur, belajar, masak..semua kegiatan seperti kita di rumah.

Namun satu hal yang membuat saya terharu dengan kondisi ibu tersebut, dia masih tetap semangat untuk menyekolahkan anaknya. Ketika ditanyakan apa pekerjaan suaminya, dia menjawab: “suami saya kuli bangunan dan saat ini belum bekerja lagi, jadi saya bantuin suami dengan mencuci pakaian milik tetangga.” Kembali diri ini tertegun…betapa perjuangan mereka jauh lebih dahsyat dibandingkan saya…. untuk mendapatkan uang..mereka harus bekerja sedemikian rupa. Jauh dibandingkan diri saya…

Ketangguhan dia, airmata dia, ucap syukur diantara kekurangan yang dia rasakan menjadikan diri ini merasa semakin kecil… kadang dengan kelebihan yang ada, kita mengeluh…kadang dengan masalah yang datang kita mundur dan menyerah…bahkan seringnya saat kekurangan bukanlah ucap syukur masih diberi kenikmatan..namun lebih pada menggumal bahkan kecewa…

Bu…kami salut pada ibu…mudah-mudahan Allah selalu memudahkan urusan ibu dan keluarga. “ucap kami disela-sela dialog dengan ibu sobirin. “Kami ingin bantu ibu sedikit… mudah-mudahan sobirin anak ibu bisa lebih semangat lagi..belajarnya”lanjut kami. Bu..alhamdulillah…yayasan kami (bintang langit) ingin membantu pendidikan anak ibu, dan sobirin menjadi salah satu diantara rekan-rekan yang mendapatkan beasiswa.

Tak pelak…kata-kata itu membuat ibu sobirin menangis haru…air matanya kembali melintas di pinggir kelopak mata yang hitam…sambil tersedu-sedu ibu tersebut berkata…”hatur nuhun sep…mudah-mudahan asep sareng rerencangan di yayasan dimudahkeun urusana, digampilkeun rizkina, do’a-demi do’a terucap di mulut ibu tersebut. Senyuman itu…tangisan itu..do’a itu…yang menyemangatiku…

Rekan-rekan yang luar biasa, ibu sobirin adalah satu diantara jutaan ibu yang Allah SWT berikan ujian bagi keluarganya. Meski dengan kekurangan, dia tetap tegap menatap masa depan, meski kulitnya sedikit-demi sedikit mulai keriput..namun semangatnya tidak bisu! Dia adalah sosok ibu yang tegar…karena adanya sebuah impian…ingin agar anaknya tidak memiliki nasib seperti dirinya. Dialah ibu sobirin, yang dengan kesabarannya telah memberi pelajaran terbaik…bahwa untuk hidup…diperlukan energi besar untuk bisa menghidupi.

Tinggalkan komentar