Kerja sama atau sama-sama kerja?

By : abi nanda
semut103Rekan-rekan yang luar biasa, Pada saat ini, kita melihat banyak orang hebat dan berpotensi besar. Tapi kehebatan itu hilang seakan diterpa badai zaman. Banyak potensi yang tersimpan tapi tidak terhimpun bahkan berserakan di sana-sini.

Karena itu Islam memberikan sebuah solusi berupa alat yang bernama jama’ah (Lembaga). Mengapa demikian? Agar kekuatan orang shaleh, orang hebat, orang berpotensi berpadu dengan kekuatan saudaranya yang sama shalihnya, sama hebatnya dan sama potensialnya. Potensi-potensi yang terpencar itu disatukan, individu yang punya kemiripan itu direkatkan dalam sebuah simpul bernama jama’ah (lembaga), agar kehebatan dan potensi mereka memiliki daya gebrak yang hebat, bahkan lebih hebat dari pada apa yang mereka bayangkan sebelumnya.

Kita menyadari bahwa kehebatan dan kecerdasan individu tidak akan pernah mengalahkan kecerdasan dan kehebatan kolektif. Oleh karena itu, Jama’ah merupakan sarana yang paling tepat untuk menyederhanakan perbedaan. Mengutip perkataan Dekan Fakultas Al Qur’an Universitas Islam Madinah Syaikh dr. Abu Ashim Az-Zahrani yang menyatakan bahwa “Tidak ada orang yang dapat melakukan segalanya atau menjadi segalanya.” Mereka yang hebat dan ‘jago’ harus berkumpul dan bekerjasama untuk sebuah cita-cita mulia. Dengan demikian, kehadiran sebuah jama’ah adalah sesuatau yang niscaya.

Kerjasama dan Sama-sama kerja

Allah SWT berfirman dalam QS.Ali Imran : 3 : 103 yang artinya :
“Dan berpegang teguhlah kalian pada tali agama Allah dan janganlah kalian bercerai berai.. dalam beberapa tafsir Allah menyebutkan perintah ini dalam bentuk jamak. Juga dalam ayat yang lain, “Wata’aawanu ‘alal birri wattaqwa” dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketaqwaan kepada Allah, juga dalam firman-Nya, “Waltakun Minkum Ummatun yad’uuna ilal khair “ Dan hendaklah ada diantara kalian segolongan ummat yang menyeru kepada kebaikan.

Dalil-dalil yang disebutkan ini asalnya dari Al-Qur’anul Karim adalah merupakan panggilan yang bersifat jamak kepada hamba-hambaNya dan dari sinilah kita dapat mengambil pelajaran bahwa dengan amal jama’i tersebut akan menyebabkan sebuah amalan itu mengalami perkembangan, karena sesungguhnya tolong menolong atau mengikat antara satu dengan yang lain, dan saling membantu adalah merupakan salah satu diantara karakteristik agama Islam dan tidak mungkin urusan ini diatur secara orang per-orang.

Salah satu Tindakan yang harus tetap dijaga dalam Sebuah amal jama’i adalah kerjasama dan sama-sama kerja. Kerjasama adalah bentuk saling melengkapi. Bukan berarti jika suatu lembaga memiliki visi, semua langkah harus sama..namun elemen-elemen yang ada di dalamnya bersinergi satu dengan yang lain dengan rambu-rambu lembaga tersebut guna mencapai visi yang sama.

Jadi andaikan sekelompok orang hendak berangkat ke jakarta, maka orang-per orang dalam kelompok tersebut bisa memilih jalan untuk sampai di tempat yang sama. Namun, alangkah baiknya, jika sekelompok orang tersebut melihat efektivitas dan efisiensi gerak yang dilakukannya. Tapi tidak juga disalahkan jika ada orang dalam kelompok itu memilih jalan yang lain meski lebih jauh, dengan catatan ada manfaat dari apa yang dia lakukan serta disepakati oleh lembaga.

Hal yang kedua adalah sama-sama kerja, artinya bukan mengerjakan satu pekerjaan oleh semua orang yang ada dalam jama’ah. Namun, mengerjakan agenda dan rencana yang berbeda oleh orang atau bagaian orang dalam jamaah tersebut. Sebagai contoh, dalam sebuah perusahaan: untuk mencapai keuntungan tertentu maka seorang general manager memberikan targetan pada beberapa departemen di bawahnya. Aktivitas yang dilakukan oleh masing-masing departemen inilah yang dinamakan sama-sama kerja.
Jadi kerjasama dan sama-sama kerja haruslah sinergi dalam sebuah lembaga atau jama’ah. Agar efektivitas gerak dan efisiensi energi menjadi maksimal.

Wallohu’alam bishowwab

Tinggalkan komentar